Pemimpin Qatar Sebut Serangan Israel ke Doha sebagai Terorisme Negara

thani doha qatar 1757493710

JAKARTA, DMITV.id — Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyebut serangan Israel ke wilayah pemukiman di Doha pada Selasa sore (9/9/2025) sebagai terorisme negara.

Aljazeera menulis PM Qatar menegaskan bahwa serangan Israel tidak boleh diabaikan. Ia juga mengatakan bahwa Qatar mengerahkan semua alat untuk menanggapi serangan tersebut, termasuk dengan membentuk tim hukum untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Tak hanya Perdana Menterinya, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani juga mengecam serangan rudal Israel ke sejumlah titik di wilayah pemukiman di Ibu Kota Doha.

Ia menyebut tindakan sembrono Israel tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan mengancam kedaulatan Qatar.

“Ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan keamanan Qatar, serta pelanggaran nyata terhadap aturan dan prinsip hukum internasional,” ujar Al Thani sebagaimana dikutip dari Aljazeera.

Serangan Israel terjadi saat para negosiator dari kelompok Hamas dan Palestina tengah membicarakan gencatan senjata terbaru di Gaza.

Israel berdalih rudalnya tersebut menargetkan para pimpinan Hamas yang ada dalam perundingan. Akibat ledakan tersebut, enam orang termasuk mereka yang menjadi mediator untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.

Hamas mengatakan lima orang tewas, termasuk putra dan ajudan pemimpin seniornya, Khalil al-Hayya, sementara Qatar mengatakan seorang petugas keamanan termasuk di antara mereka yang tewas dalam pengeboman hari Selasa. Namun, Hamas juga mengonfirmasi para pemimpin yang menjadi target pemboman selamat dari serangan Israel tersebut.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Qatar menyatakan bahwa anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri  Kopral Bader Saad Mohammed Al-Humaidi al-Dosari meninggal dunia dan beberapa personel keamanan juga terluka dalam serangan itu.

Beberapa jam setelah ledakan terjadi, Gedung Putih merilis pernyataan bahwa telah memberi tahu pejabat Qatar sebelum serangan Israel terhadap negosiator Hamas di Doha.

“Pemerintahan Trump telah diberitahu oleh militer Amerika Serikat bahwa Israel sedang menyerang Hamas, yang sayangnya, terletak di wilayah Doha, ibu kota Qatar,” ujar juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan melansir Aljazeera.

Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah Qatar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan klaim bahwa pemerintah telah diinformasikan sebelumnya tentang serangan itu sepenuhnya salah.

“Panggilan telepon yang diterima dari seorang pejabat Amerika terjadi saat terdengarnya ledakan akibat serangan Israel di Doha,” tulis Majed al-Ansari dalam pernyataan di akun X.

Menanggapi peristiwa ini, Presiden Amerika Serikat Donald J Trump menyatakan tidak senang dengan tindakan Israel tersebut.

“Saya tidak senang dengan ini. Situasinya memang tidak baik, tetapi saya akan mengatakan ini, Kami ingin para sandera kembali, tetapi kami tidak senang dengan apa yang terjadi hari ini,” ujar Trump saat tiba di sebuah restoran di Washington melansir Reuters.

Trump mengatakan menjadikan Hamas sebagai target adalah tujuan yang layak.

Namun, ia merasa tidak enak karena serangan itu terjadi di negara Teluk Arab, yang merupakan sekutu utama Washington di luar NATO.

Qatar adalah mitra keamanan Amerika Serikat. Di sana juga terdapat Pangkalan Udara al-Udeid, fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah. Dalam konflik Israel-Palestina, Qatar dan Mesir telah bertindak sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata di Gaza. Serangan Israel ke Doha membuat kesepakatan gencatan senjata tampak semakin sulit dicapai.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts