OJK: Ekonomi Syariah Indonesia Mengalami Pertumbuhan Pesat

e5de09f818927928d2f5e4d8b6a9b515 gambar
JAKARTA, DMITV.id — Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam berapa dekade terakhir. Pertumbuhan ini muncul di sejumlah sektor halal, seperti farma dan kosmetik, halal food, produk fesyen, dan islamic finance.
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2025, Indonesia berhasil mempertahankan peringkat ketiga dalam global islamic economy indicator. Bersaing dengan sejumlah negara dengan basis Islam yang kuat.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara dalam Pembukaan Ijtima’ Sanawi XXI Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada Jumat (26/09/2025) di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta.
“Pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Eksistensi Indonesia di kancah global cukup diakui dan mampu bersaing dengan negara yang basis Islamnya kuat seperti Arab Saudi dan Malaysia,” kata Mirza di Jakarta (26/09/2025).
Tidak hanya itu, ekonomi syariah Indonesia juga menorehkan sejumlah capaian. Dalam Laporan Global Mouslim Travel Index, Indonesia juga menduduki peringkat kelima sebagai destinasi wisata paling ramah muslim. Ini akan meningkatkan daya tarik wisatawan dan belanja wisata untuk perekonomian.
Selain itu, Bursa Efek Indonesia juga mendapat penghargaan bergengsi dari Global Islamic Finance Award yang menandakan perkembangan baik pada pasar modal syariah Indonesia. Indonesia juga memperoleh capaian sepuluh besar dunia di seluruh lini industri, seperti perbankan, sukuk, modal syariah, reksadana, hingga asuransi syariah.
Menurut Mirza, industri keuangan syariah menunjukkan kinerja yang baik. Hingga kini, total aset keseluruhan mencapai Rp 2.973 triliun. Aset tersebut di antaranya di sektor perbankan sebesar Rp 967 triliun, pasar modal syariah sebesar Rp 1.828 triliun, dan industri non perbankan sebesar RP 177 triliun.
“Capaian tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Peningkatan positif ini bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting,” kata Mirza menjelaskan.
Ke depan, kata Mirza, capaian industri keuangan syariah diharapkan dapat membantu pemerintah mencapai Indonesia Emas 2045 dengan tingkat inklusi keuangan syariah sebesar 98 persen.
Ia juga bersyukur bisa melangkah bersama dengan DSN-MUI dalam meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Dewan Pengawas Syariah. Hal ini penting untuk melakukan peningkatan literasi dan inovasi dalam industri keuangan syariah.
“Kami bersyukur bisa mendukung pelaksanaan Ijtima Sanawi kesekian kalinya sebagai langkah bersama dengan Dewan Pengawas Syariah dalam meningkatkan kapasitas yang memiliki peran strategis dalam industri keuangan syariah,” ujarnya. (Sumber: MUI.or.id)
Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts