Negara-Negara Islam Dituntut Bertindak Tegas Melawan Ancaman Pencaplokan Kedaulatan Masjid Al Aqsha oleh Israel

whatsapp image 2025 11 02 at 16.14.33

DMITV.ID – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Hidayat Nur Wahid (HNW), melancarkan kecaman keras terhadap rencana Kongres Amerika Serikat (AS) yang mendorong rancangan resolusi untuk memberikan kedaulatan penuh kepada Israel atas kompleks Masjid Al Aqsha di Yerusalem.

HNW menegaskan bahwa langkah ini merupakan ancaman serius yang mengintai eksistensi salah satu situs paling suci bagi umat Islam di seluruh dunia.

“Inisiatif tersebut tidak hanya provokatif, tetapi juga berpotensi menyalakan kembali konflik besar di Timur Tengah,” ujar HNW dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (1/11).

Ia menilai, resolusi yang diinisiasi oleh anggota Kongres Claudia Tenney dan Clay Higgins tersebut harus segera ditolak oleh masyarakat internasional, khususnya oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Menurut HNW, OKI memiliki mandat historis untuk melindungi Masjid Al Aqsha dari agresi Israel sejak awal berdirinya.

Ancaman Terhadap Warisan Sejarah dan Stabilitas Global

HNW menekankan bahwa persoalan ini melampaui isu politik semata; ini adalah ancaman langsung terhadap warisan sejarah dan identitas umat Islam. Masjid Al Aqsha, yang pernah menjadi kiblat pertama dalam sejarah Islam, telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2016 sebagai Warisan Budaya Dunia milik umat Islam.

Oleh karena itu, pemberian kedaulatan kepada Israel atas situs tersebut dinilai bertentangan dengan prinsip hukum internasional dan semangat perdamaian global.

“Langkah ini sangat tidak demokratis dan mencederai sejarah. Jika dibiarkan, resolusi itu akan semakin menjauhkan harapan terwujudnya solusi dua negara dan merusak proses perdamaian di kawasan,” tegasnya.

HNW juga memperingatkan bahwa inisiatif kontroversial ini berpotensi memicu kemarahan besar umat Islam global dan mengancam stabilitas keamanan dunia. Selain menimbulkan ketegangan baru di Timur Tengah, kebijakan tersebut juga dapat memperburuk hubungan antara Amerika Serikat dengan dunia Islam.

Peringatan Mengenai Kerusakan Struktur Fisik Masjid

Lebih lanjut, HNW menyoroti peringatan dari Ma’rouf al Rifa’i, penasihat Gubernur Yerusalem, mengenai peningkatan aktivitas penggalian terowongan oleh Israel di bawah dan di sekitar kompleks Al Aqsha. Aktivitas tersebut, kata HNW, dikhawatirkan dapat mengancam struktur fisik masjid dan mempercepat kerusakan yang berpotensi berujung pada kehancuran situs bersejarah.

Seruan Aksi Diplomasi Indonesia dan Konsolidasi OKI

Menyikapi situasi ini, HNW mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil posisi tegas dan menjadi garda depan dalam diplomasi internasional. Ia menyarankan agar komunikasi positif antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden AS Donald Trump dapat dimanfaatkan untuk mengingatkan Amerika agar tidak mendukung langkah provokatif tersebut.

“Hubungan yang selama ini terjalin positif bisa dimaksimalkan. Presiden Prabowo dapat berperan aktif dalam diplomasi damai, bahkan jika perlu, mendorong agar rencana resolusi itu diveto,” ujarnya.

Terakhir, HNW menekankan pentingnya konsolidasi negara-negara Islam di bawah naungan OKI. Ia menyerukan agar OKI segera menyusun langkah konkret dan strategis untuk secara kolektif menolak inisiatif tersebut.

“OKI didirikan pada tahun 1969 karena insiden kebakaran Masjid Al Aqsha oleh ekstremis Israel. Kini, misi itu harus dihidupkan kembali — untuk melindungi masjid yang menjadi simbol kehormatan dan identitas umat Islam,” pungkasnya.***

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts