Ketua PP Muhammadiyah Anwar AbbasTegaskan Paradigma Baru Pembangunan Berkelanjutan

mlh pp 750x536

DMITV.id, BENGKULU – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan bahwa dalam pembangunan berkelanjutan tidak hanya dalam aspek Sustainable Development Goals (SDG’s) yang didasari oleh prinsip yang sering disebut sebagai 3P (People, Planet, Profit), namun juga ada prinsip 4P yang harus dijadikan pedoman bagi umat Islam.

“P” yang belum disebutkan itu menurut Anwar Abbas tertuang dalam surat Al-Qashash ayat 77 adalah Paradise, dan ini menjadi “P” yang berada di urutan pertama.

“Silakanlah kalian yang mencari usaha, mencari profit. Tapi kalo kalian mendapat profit jangan dimakan sendiri. Tapi dibagi dengan orang lain. Kalau kita sudah mendapat profit dan kita bagi dengan orang lain, dalam berusaha kita jangan merusak bumi,” jelas Anwar saat membuka Pelatihan Kader Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Bengkulu pada Jumat (31/10).

“Kalau yang diajarkan Islam “P” yang pertama, Paradise. Artinya apa? Artinya adalah kita disuruh oleh Allah untuk punya visi jangka panjang. Visi kita tidak hanya terbatas di dunia ini saja. Dia melompat jauh ke hari akhir,” ujarnya.

Anwar menilai, apa yang telah dirumuskan PBB dalam SDG’s, merupakan sebuah paradigma baru yang perlu didukung. Tidak seperti paradigma lama yang hanya berorientasi pada profit, dan membuat tatanan sosial berantakan.

“Bila bumi dan dunia ini diurus dunia usaha yang hanya berorientasi profit, maka bumi ini akan semakin mendekat ke kehancuran. Supaya bumi dan dunia ini tidak hancur, kita harus ada paradigma baru,”jelasnya.

Sementara Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Azrul Tanjung, dalam tiga tahun ini pihaknya memiliki konsen pada tiga aspek.

Pertama, tentang limbah. “Limbah ini ada tiga, limbah rumah tangga, limbah medis, dan limbah industri. Salah satu yang sudah berjalan baik itu adalah limbah industri. Hari ini kita sudah memilik sebuah peralatan yang bisa mengurai limbah plastik menjadi pakaian. Di antaranya yang sudah kita buat adalah sajadah, tas dan sebagainya,” ungkap Azrul.

Kedua, tentang energi terbarukan. Diharapkan Azrul, Majelis Lingkungan Hidup bersama PTMA dapat bekerja sama menciptakan sebuah energi alternatif. Termasuk dalam mengaudit energi.

Terakhir, adalah carbon trade atau perdagangan karbon.

“Perdagangan karbon ini menjadi isu yang menarik hari ini, sayangnya kita tidak terlalu tertarik untuk berbisnis karbon trade, padahal ini sudah menjadi gaya hidup dunia dalam berbisnis, atau kita sebut sebagai bisnis hijau,” jelasnya.

Source: Muhammadiyah.or.id

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts